Slide 1: Doa Pembukaan

Doa Pembukaan dalam Acara Wisuda I STT Parausorat Nauli Jakrta tahun 2014

Slide 2:Bali

Perjalanan Para Guru SD Ke Bali.

Slide 3: Wisuda

Memberi Tabung kepada para wisudawan Program Magister Pendidikan Agama Kristen (M.Pd.K)

Slide 4: Family

Bersama Keponakan yang lulus secara cumlaude di UKSW Salatiga 2014

Slide 4: Anak Bungsu

Medius Holy Historiman Muanley-Anak Bungsu yang menemani perjalanan pp Jakarta-Salatiga

Jumat, 25 Desember 2015

Tujuan dan Periodisasi Sejarah Gereja Indonesia


1.3.Tujuan Belajar Sejarah Gereja Indonesia (Culver, 1993:1)

Ada banyak tujuan dalam belajar sejarah gereja, disini hanya dikemukakan beberapa tujuan saja. Tujuan belajar sejarah gereja menolong mahasiswa:
1.      Agar mahasiswa menyadari bahwa jika mereka tidak mengetahui Sejarah Gereja pada umumnya dan Sejarah Gereja Indonesia pada khususnya, maka akan mengulangi kesalahan pada masa lampau dan hidup secara buta terhadap siapa diri Gereja Indonesia itu.
2.      Agar mahasiswa menghargai para utusan Injil (dari berbagai denominasi) yang mula-mula walaupun mereka melakukan kekeliruan di beberapa tempat di Indonesia, namun rela meneladani perkara-perkara yang baik dari kehidupan dan pelayanan mereka (para penginjil/zending/misionaris) pada masa lampau.
3.      Agar mahasiswa mengerti dan berpegang pada prinsip: ‘Benih Injil Yesus Kristus yang ditabur/diberitakan dan yang mendapat tempat dihati yang tulus akan menghasilkan buah yang baik’.
4.      Agar mahasiswa dapat menerima berbagai denominasi gereja dengan berbagai kekurangan yang mungkin ada pada denominasi tersebut.
5.      Agar mahasiswa tidak memutlakan denominasi Gereja dan teologinya, karena teologi kita belum sempurna.
Dll (mhs. Dapat menambahkan setelah belajar SGI)

Evaluasi:
1.      Sebutkan 4 tujuan studi sejarah gereja Indonesia dan jelaskan masing-masing point.

1.4.Periodisasi Sejarah Gereja Indonesia (Menurut F.Ukur)

Setiap ahli Sejarah Gereja yang membahas Sejarah Gereja Indonesia tidak seragam dalam penetapan tahun, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan Gereja di Indonesia pada masa lampau. Ada yang memulai Sejarah Gereja Indonesia dengan kehadiran Gereja Katolik di Indonesia pada masa lampau dan seterusnya. Tetapi sebelum kehadiran Gereja Katolik di Nusantara sudah didahului dengan kedatangan Gereja Nestorian dari Persia di Barus Sumatera Utara. Bagaimana mengakomadi fakta ini dalam studi Sejarah Gereja. Untuk itu Dr. Fridolin Ukur (pakar Sejarah Gereja) menetapkan periodisasi Sejarah Gereja Indonesia sbb:

1.      Pra Sejarah Gereja di Indonesia (thn. 645-1930/1935). Masa ini dibagi dalam beberapa periode:

a.       Kedatangan kelompok Kristen Nestorian yang berpusat di Mesopotamia Hilir (Irak) ke Sumatera yang terjadi antara tahun 645-1500.
b.      Kedatangan Gereja Katolik di Indonesia antara tahun 1511-1666
c.       Tersebarnya Kristen Protestan ke Indonesia antara tahun 1605-1910. Periode ini dibagi dalam dua tahap:
Babak I          : Zaman Calvinis VOC (1605-1800)
Babak II         : Zaman Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda (1800-1930/1935)
d.      Lahirnya Gereja-gereja Suku/Gereja Daerah dan Gerakan Pantekosta di Indonesia

2.      Sejarah Gereja di Indonesia tahun 1930-Kini.

Babak ini dibagi lagi dalam beberapa periode:
1.       Gereja dan Pergerakan Nasionalisme (1930-1941)
2.      Gereja di Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
3.      Gereja di Masa Perang Kemerdekaan RI (1945-1950)
4.      Gereja yang bertumbuh/tinggal landas (1950-kini)

Evaluasi:

Apakah anda setuju atau tidak terhadap periodisasi ini? Beri alas an (diskusikan dalam kelompok). Hasil diskusi dipresentasikan

Definisi Para Ahli ttg Sejarah Gereja

Definisi dari para ahli tentang Sejarah Gereja dipaparkan sbb[7]:

a)      Sejarah Gereja adalah sejarah agama Kristen
b)      Sejarah Gereja adalah sejarah perhimpunan-perhimpunan yang mengakui Yesus Kristus
c)      Sejarah Gereja adalah sejarah Gereja Yesus Kristus
d)     Sejarah Gereja adalah sejarah tafsir Alkitab
e)      Sejarah Gereja adalah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang dialami Gereja, sebagai persekutuan meraka yang dipanggil Kristus, selama di dunia ini
f)       Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus Kristus
g)      Sejarah Gereja adalah kisah tentang perubahan hidup yang dialami manusia karena keselamatan yang diimaninya di dalam Yesus Kristus dan bagaimana mewujudnyatakan keselamatan tersebut sebagaimana yang diajarkan Alkitab.
Jadi definisi Sejarah Gereja yang mempertimbangkan aspek empiris dan penilaian teologis adalah sbb:
Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus Kristus dan bagaimana hidup manusia dipengaruhi dan diubah oleh keselamatan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus kepadanya (uraian kenyataan) dan apakah perwujudan keselamtan dalam kehidupan manusia yang digumuli Gereja, sebagai persekutuan orang yang mengakui Yesus Kristus, sesuai dengan Alkitab (penilaian Teologis).

Arti Indonesia
Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau".  Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat. Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India.  Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).
Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas Berlin  mempopulerkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau di tahun 1913.
Arti Sejarah Gereja Indonesia

Setelah kita membahas arti kata sejarah, gereja dan sejarah gereja serta arti Indonesia maka kita harus merumuskan sebuah definisi yang bersifat konseptual dan operasional (ditetapkan sebagai definisi kerja) bagi kita dalam memilih materi sejarah gereja Indonesia. Hal ini disebabkan karena dalam studi sejarah gereja Indonesia, kita tidak dapat mengabaikan  pertanyaan ini: kapan sejarah gereja Indonesia dimulai? Bila kita menjawab sejak kehadiran para misionaris di Nusantara maka sebenarnya kita bicara sejarah misi/penginjilan. Bila kita menjawab sejak adanya orang Indonesia yang bertobat dan dibaptis (merespon PI dari para misionaris) maka kita bicara sejarah orang-orang Indonesia yang dipanggil Tuhan melalui PI, yang sewajarnya disinggung dalam mata kuliah misiologi. Lalu bagaimana kita membicarakan akan kenyataan adanya para misionaris yang telah memberitakan Injil pada masa lampau di Nusantara? Dengan demikian perlulah suatu definisi sejarah gereja yang mempertimbangkan aspek misionaris dan jawaban orang Indonesia atas pekabaran Injil tersebut. Definisi berikut ini berusaha mengakomodir dua kenyataan tersebut.

Jadi, Sejarah Gereja Indonesia dapat didefinisikan sbb:

Sejarah Gereja Indonesia adalah kisah tentang aktifitas misionaris (misi) dan respon orang-orang di Nusantara  terhadap panggilan Yesus Kristus melalui pemberitaan Injil oleh para misionaris( Nestorian di Barus, Gereja Katolik dari Eropa, zending dari Belanda, dan Negara-negara lain), yang bermisi ke Nusantara pada abad ke 7 – 19.

Dalam definisi ini terkandung karya Allah Tritunggal melalui:

Misionaris (Pekabar Injil):
1.       Misionaris Kelompok Kristen Nestorian dari Persia ke Sumatera Utara (Barus)
2.      Misionaris Gereja Katolik dari Eropa ke Nusantara   : Gereja Katolik di Nusantara
3.      Zending Protestan dari Eropa ke Nusatara     : Gereja Protestan di Nusantara
4.      Zending Gerakan Pentakosta dari Amerika ke Nusantara : Gereja aliran Pentakosta dll

Orang Pribumi (Penerima Injil/Gereja pribumi):
1.       Barus                           : Ekklesia Nestorian (tidak bertahan dan hilang di Nusantara)
2.      Indonesia Timur          : Ekklesia (GKR, GPM, GMIM, GKI, Pentakosta dll, )
3.      Indonesia Tengah        : Ekklesia (GKR, GKE, Gereja Toraja, Pentakosta dll)
4.      Indonesia Barat           : Ekklesia (GKR, GPIB, GKJ,HoK Kim Tong, Pentakosta dll)

atau

Ekklesia Katolik di Indonesia
Ekklesia Protestanisme di Indonesia:  Lutheranisme, Anglikanisme, Calvinisme, Pentakostalisme, Methodis, Gereja Baptis,Charismatic, Presbyterian, Anabaptis, Bala Keselamatan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Evaluasi:

1.       Jelaskan pengertian Sejarah
2.      Jelaskan pengertian Gereja
3.       Apa artinya bila dikatakan: saya belajar sejarah HKBP?
4.      Jelaskan pengertian Sejarah Gereja (unsure penilaian teologis dan empiris)
5.      Rumuskan sebuah definisi operasional bagi anda dalam studi Sejarah Gereja Indonesia.
1.2.Makna/Kegunaan Studi Sejarah Gereja
Pengalaman mengajar: Pada suatu saat ketika saya membuka kelas Sejarah Gereja Indonesia dengan mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa: Apa manfaat anda belajar sejarah Gereja?
Lalu mahasiswa menjawab:
1.       Belajar sejarah gereja sebenarnya tidak berguna/bermanfaat karena sejarah adalah ilmu karatan (ilmu yang sudah using, sudah karat), jadi lebih baik waktu ini dipakai untuk belajar mata kuliah yang lebih berguna dari sejarah.
2.      Belajar sejarah gereja adalah belajar menghafal, jadi pelajaran ini membosankan.
3.      Belajar sejarah gereja itu hanya cocok bagi mereka yang kuat menghafal.
4.      Belajar sejarah gereja tidak sistematis (harus dimulai dari topic mana dan berakhir pada topic apa) karena data-data terlampau banyak.
5.      Belajar sejarah gereja Indonesia hanya sekadar untuk memenuhi tuntutan akademis (supaya lulus).
Singkatnya sejarah gereja tidak banyak diminati mahasiswa, saya pun waktu menjadi mahasiswa demikian pula. Tetapi apa yang membuat semangat atau kesukaan saya untuk mengajar mata kuliah ini, ada banyak jawaban dan itu merupakan roh dari studi sejarah gereja, dua roh itu saya kemukakan sbb:
Studi sejarah Gereja bermakna bagi kita dalam:
1.      Melihat/mengimani karya Allah Tritunggal pada masa lampau di Nusantara dalam diri orang-orang pilihan-Nya (Misionaris dan penerima Injil). Dengan kata lain belajar mengenal Allah melalui sejarah umat-Nya
2.      Melihat respon orang-orang pilihan-Nya pada masa lampau di Nusantara
3.      Sejarah Israel dan Sejarah Gereja
Evaluasi:

1.      Apa makna Studi Sejarah Gereja Indonesia bagi Anda? (sebutkan 5 makna)

Arti Sejarah Gereja

ARTI, MAKNA DAN TUJUAN SERTA PERIODISASI
SEJARAH GEREJA INDONESIA
Setelah mengikuti pembahasan tentang arti, makna dan tujuan serta periodisasi Sejarah Gereja Indonesia maka mahasiswa mampu:
1.    Menjelaskan arti Sejarah dan Gereja, serta merumuskan arti Sejarah Gereja berdasarkan dua kata yang telah diartikan.
2.    Merumuskan definisi konseptual dan operasional terhadap Sejarah Gereja Indonesia yang dapat dijadikan sebagai definisi yang menolong dalam membahas materi sejarah Gereja Indonesia yang sangat luas yang tidak mungkin diselesaikan dalam satu semester.
3.     Definisi tersebut digumululi dalam kelompok dan dipresentasikan di kelas untuk ditanggapi warga pembelajar Sejarah Gereja Indonesia di Semester V.
4.    Menilai dan memberi argumentasi pada rumusan makna dan tujuan studi Sejarah Gereja Indonesia. Menilai periodisasi yang dibuat oleh Fridolin Ukur, khususnya topic prasejarah Gereja Indonesia.
    
Pokok-pokok bahasan 1:
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan di atas maka untuk mencapai tujuan tersebut, dipilihlah materi yang sesuai dengan tujuan yang mau dicapai oleh mahasiswa. Materi tersebut diuraikan sbb:
1.1.Arti Sejarah Gereja
Sebelum kita merumuskan arti (baca: definisi), tujuan serta periodisasi Sejarah Gereja Indonesia, baiklah kita mulai studi ini dengan mencermati pertanyaan berikut ini dalam hubungannya dengan Sejarah Gereja Indonesia.
Pertanyaan:
1.      Siapa-siapa yang akan menjadi tokoh-tokoh dalam riwayat sejarah yang hendak kita sajikan? Apakah orang-orang Eropa (para misionaris) atau orang-orang Indonesia yang bertobat dan menjadi percaya dan merespon karya Tuhan Yesus Kristus?
2.      Pemikiran dan perbuatan siapa yang akan ditonjolkan?
3.      Para pekabar Injil dari Baratkah? Atau orang-orang Indonesia yang melalui usaha orang-orang Barat itu belajar mengenal Yesus Kristus dan menerima iman Krsten?
Jawaban:

Th. Van den End menolong kita dalam jawaban seperti berikut:
Dalam tulisan-tulisan Sejarah Gereja (ilmu sejarah Gereja) yang disusun pada masa lampau, tokoh-tokoh, perbuatan serta pemikiran para pekabar Injil yang  dijadikan pusat pusat perhatian. Menurut Van den End, cara ini merupakan cara yang paling mudah. Bukankah berita-berita tentang kejadian-kejadian yang berlangsung di tengah gereja muda itu (gereja-gereja yang lahir dari PI oleh para misionaris Eropa) hampir semua keluar dari para zending? Mereka inilah yang mengirim laporan-laporan ke pengurus lembaga pekabaran Injil yang telah mengutus mereka, mereka yang menulis buku-buku kenang-kenangan, dari tangan mereka pula berasal, sampai sekarang, sebagian besar buku-buku ilmiah mengenai sejarah gereja-gereja kita (Sejarah Gereja Indonesia). Di balik itu, orang-orang Kristen yang telah bertobat dan dilayani oleh mereka (para misionaris) tidak atau hampir tidak mempunyai suara. Mereka tidak banyak berbicara, apalagi menulis. Jadi, kalau kita menggunakan saja sumber-sumber yang tersedia, sang pekabar Injillah (misionaris) yang menjadi tokoh utama dalam sejarah gereja Indonesia.
Van den End, melanjutkan dengan evaluasinya dengan menyatakan: namun demikian, kenyataan ini tidak bisa dibenarkan. Kita dengan sewajarnya merasa, gambarannya belum lengkap kalau hanya pihak Eropalah yang disoroti. Ini ada dasar teeologisnya, yaitu sejarah gereja hanya memperlihatkan para pekabar Injil (misionaris dari Eropa), maka ia hanya merupakan sejarah pekabaran Injil atau dapat kita katakana sejarah missi. Van den End, menegaskan bahwa: sejarah gereja seharusnya meliputi bidang-bidang lebih banyak dari pada hanya pekabaran injil. Ada ibadah, ada organisasi gereja, ada ajaran gereja, ada kesalehan hati, ada kelakuan orang-orang Kristen terhadap saudaranya dan terhadap dunia sekitarnya. (van den End, 1999: 4-5)
Singkatnya Sejarah Gereja tidak lain bagaimana orang-orang Kristen anggota suatu gereja menghayati dan mengungkapkan iman mereka. Dari sejarah serta bentuk gereja muda dapat dilihat “jawaban mereka”. Jawaban itu ialah usaha mereka, agar iman mereka diberi bentuk dan wujud yang nyata.
Berdasarkan penilaian di atas marilah kita bersama merumuskan suatu definisi sejarah Gereja Indonesia,  definisi tersebut dapat kita rumuskan berdasarkan definisi para ahli sejarah gereja, kemudian kita berupaya merumuskan sebuah definisi sejarah gereja Indonesia yang bersifat definisi konseptual dan operasional demi menjadi arah bagi kita dalam memilih materi sejarah dan membahasnya selama satu semester ini.
Arti Sejarah
Arti kata Sejarah. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi dua arti tentang Sejarah.
1.      Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (kejadian dan peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau).
2.      Sejarah adalah pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa yang lampau (Sejarah = Ilmu Sejarah / pengetahuan atau uraian mengenai fakta tersebut).
Jadi, berdasarkan definisi ini, belajar sejarah tidak lain berurusan dengan fakta masa lampau (peristiwa-kejadian itu sendiri) dan usaha menguraikan fakta/peristiwa tersebut. Dua hal ini tidak dapat kita abaikan dalam studi Sejarah Gereja Indonesia.
Arti Gereja.
Gereja merupakan kata pungut[1] dalam Bahasa Indonesia dari Bahasa Portugis igreja. Bahasa Portugis selanjutnya memungutnya dari Bahasa Latin  Ecclesia[2] yang memungutnya dari Bahasa Yunani ekklêsia yang berarti dipanggil keluar (ek=keluar; klesia dari kata kaleo=memanggil)/orang yang dipanggil keluar. Jadi, ekklesia berarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar (dari dunia ini).[3] Adanya ekklesia (berkumpul) karena ada yang memanggil      (panggilan).
Kata ekklesia ini kemudian dipakai oleh penulis-penulis Perjanjian Baru untuk menunjuk pada persekutuan orang-orang yang dipanggil oleh Yesus (orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus). Kata ekklesia kemudian menjadi pokok penelitian para teolog dengan menghasilkan pengertian yang berkembang dari kata ekklesia tsb.
Beberapa teolog mendefinisikan arti kata Gereja sebagai berikut:
1.      Kata Gereja berasal dari kata dalam bahasa Portugis “igreja”, yang berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang berarti: mereka yang dipanggil. Mereka yang pertama dipanggil oleh Yesus Kristus ialah para murid dan sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan turunnya Roh Kudus pada hari pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya “mereka yang diutus” untuk memberitakan Injil sehingga lahirlah Gereja (van den End, 1992:1-2).
2. Deitrich Kuhl. Istilah Yunani “ekklesia” dibentuk dari kata ‘ek’ (=dari) dan ‘kaleo’ (=memanggil), yaitu ‘mereka yang dipanggil keluar’. Dalam Perjanjian Baru istilah ‘ekklesia’ diapakai 115 kali, 10 kali dalam arti Gereja secara menyeluruh (misalnya Mat. 16:18) dan selebihnya dalam arti “Gereja lokal” atau “jemaat setempat” (misalnya Mat. 18:17). Jadi kata ‘ekklesia’ dalam Perjanjian Baru mempunyai arti:
 (1) Ekklesia adalah kaum yang dipanggil keluar dari kehidupan yang lama dan keluar dari kuasa Iblis, dipanggil Allah sendiri, dipindahkan ke dalam kerajaan Allah-terjadi perubahan status dan  pola hidup.
(2) Ekklesia adalah kaum yang dipanggil keluar dari hidup bagi diri sendiri dan dipanggil untuk hidup bagi Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan melayani Tuhan-perubahan tujuan hidup dan pandangan dasar (Dietrich Kuhl, 1992:34).
Menurut Henry C. Thiessen, ayat-ayat dalam PB yang memakai kata ‘ekklesia’: 1 Kor. 12:13; 1 Ptr. 1:3, 22-25; Mat. 16:18; 1 Kor. 15:9; Gal. 1:13; Flp. 3:6; Ef. 5:25-27; Ef. 1:22, 5:23; Kol. 1:18; 1 Kor. 12:28; Ef. 3:10; Ibr. 12:23, yang berarti sekelompok orang yang terpanggil, sebagai suatu majelis warga negara dari suatu negara yang mandiri, namun PB memberi arti rohani dari kata ekklesia yaitu sekelompok orang yang dipanggil keluar dari dunia dan dari hal-hal yang berdosa (Thiessen, 1995:476).
Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya "aku memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-orang. Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.
Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia)[4].
Kata Gereja (Portugis: Igreja) itu berasal dari kata Yunani "Ekklesia" artinya "orang-orang yang dipanggil keluar", jadi kata itu tak menunjuk kepada bangunan yang terbuat dari batu. Gereja adalah Tubuh Mistika Kristus yang hadir di bumi dan Kristus adalah Kepala dan Batu Penjuru Gereja. Gereja terdiri  dari umat beriman yang telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang keselamatan Allah di dalam Kristus. Bangunan gedung adalah tempat berkumpulnya "Gereja" ini. Oleh karena itu bangunan gedung itu seharusnya disebut "gedung Gereja", bukan "Gereja" itu sendiri[5].
Kata gereja dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia dipakai dalam beberapa arti:
 Gereja dalam arti menunjuk pada gedung/tempat beribadah orang Kristen. Istilah ini sering kita pakai atau dipakai oleh komunitas non Kristen. Misalnya ketika hari Minggu orang yang pergi beribadah, ketika ditanya maka jawabannya: saya mau ke Gereja. Hari minggu gereja di mana? Dst. Komunitas lain, misalnya kondektur hendak memberi tahu kepada penumpang yang akan turun di tempat yang berdekatan dengan rumah gereja, selalu berkata, gereja … gereja … gereja. Jadi gereja sering dipahami sebagai tempat perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Tempat ibadah itu bisa bangunan yang dirancang khusus, memiliki ijin dll utk dipakai sebagai tempat beribadah. Selain itu, kondisi Indonesia, khususnya Jakarta menyebabkan orang menjadikan rumah, hotel, aula sebagai tempat beribadah.
Gereja dalam arti  “umat” atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukan sebuah gedung.
Gereja juga dipahami sebagai mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Misalkan Gereja Katolik, Gereja Protestan (HKBP, GPIB, GSA dll).
Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Misalkan kalimat “Gereja menentang perang Irak”.
Gereja (untuk arti pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus pada waktu di Yerusalem dan dalam sejarah perkembangan Gereja[6].



Dari kajian tentang Gereja dan sejarahnya maka perlu diinsafi hal berikut ini:

Gereja ada karena Yesus memanggil orang menjadi pengikut-Nya. Maka Gereja mempunyai wujud yaitu persekutuan dengan Kristus dan persekutuan dengan manusia lain dan persekutuan dalam melaksankana amanat-Nya yaitu pekabaran Injil (Mat. 28:19, Kis. 1:8) (H. Berkhof dan I. H. Enklaar, 2004:vii).

Arti Sejarah Gereja

Berdasarkan definisi atas dua kata, sejarah dan Gereja seperti tersebut di atas maka berikut ini  dirumuskan pengertian dari kata “Sejarah Gereja”.

Pengertian tentang Sejarah Gereja, sering dirumuskan berdasarkan dua pendekatan yaitu uraian empiris dan penilaian teologis. Berdasarkan pendekatan ini maka kajian teoritis-teologis dari para teolog tidak sama dalam member definisi Sejarah Gereja. Ini berarti kita akan menemukan  banyak definisi tentang Sejarah Gereja. Keragaman definisi ini disebabkan karena filosifi daripara ahli tersebut. Filosofi para ahli Sejarah Gereja mempengaruhi rumusannya tentang Sejarah Gereja. Ada yang merumuskan pengertian Gereja berdasarkan uraian empiris dan ada pula dengan penilaian teologis. Ini perlu dikemukakan supaya kita tidak bingung melihat keanekaragaman definisi tersebut. Akan tetapi, dari keanekaragaman definisi tersebut dipilih, dipertimbangan, kemudian dirumuskan suatu definisi konseptual dan operasional dari pengertian Sejarah Gereja yang kemudian memberi arah dalam kerangka studi Sejarah Gereja yang akan kita lakukan.

Silabus Sejarah Gereja Indonesia

SILABUS
Nama PT : Sekolah Tinggi Teologi IKSM Santosa Asih
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Indonesia
Kode MK : Bobot : 2 SKS (100 menit)
Semester : V Prasyarat : Sejarah Gereja Umum I, II
Dosen : Yonas Muanley, M.Th.
Kompetensi Kompetensi MPB :
Pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas menerapkan nilai-nilai Sejarah Gereja Indonesia dalam pelayanan Gereja.
Standar Kompetensi :
Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan nilai-nilai Sejarah Gereja Indonesia dalam pelayanan Gereja dan PAK
Tugas (Pendalaman kompetensi Materi SGI)
Membaca buku Sejarah Gereja Indonesia yang ditulis oleh Th. Van den End, Ragi Carita Jilid 1 dan 2, dan membuat laporan bacaan yang berisi:
i.                    Garis besar isi buku
ii.                  Tanggapan terhadap isi buku: manfaat isi buku bagi mahasiswa (pendalaman pengetahuan dengan mengikuti pola dalam silabus) dan manfaat bagi mahasiswa dalam pelayanan (dikumpulkan pada waktu UAS):
iii.                Mengikuti UTS dan UAS
Sistem Penilaian
1. Kehadiran dan interaksi : 20 %
 2. Laporan Bacaan (2 buku) : 30 %
 3. UTS : 20 %
4. UAS : 30 %

Persyaratan lulus MK. SGI 1. Laporan bacaan, Paper, ujian adalah hasil usaha sendiri dan bukan menjiplak 2. Absensi tidak boleh melebihi ketentuan akademis IKSM Sentosa Asih 3. Setiap keterlambatan memasukkan tugas akan dikurangi nilainya 4. Ketidak jujuran, baik dalam ujian atau dalam mengerjakan tugas-tugas sangat berpeluang untuk tidak meluluskan mahasiswa. Jadual Pertemuan No Hari/tgl. Pertemuan Topik-topik Pembahasan 01 Jumat, 22/1 2010 Perkenalan Penjelasan Silabus Arti, makna,serta periodisasi Sejarah Gereja Indonesia (KD 1): Arti Sejarah Gereja 02 Jumat, 29/1 2010 Lanjutan bahasan makna, serta peridisasi SGI Konteks Indonesia Ketika Injil Masuk (KD 2) 03 Jumat, 5/2 2010 Pra Sejarah Gereja Indonesia (KD 3) 04 Jumat, 12/2 2010 Misi Katolik di Nusantara (KD 4) 05 Jumat, 19/2 2010 Lanjutan Bahasan Misi Katolik di Nusantara Jumat, 26/2 2010 Libur/Maulid Nabi Muhammad 06 Jumat, 5/3 2010 Calvinis VOC di Nusantara (KD 5) 07 Jumat, 12/3 2010 Lanjutan Calvinisi VOC di Nusantara 08 Jumat, 19/3 2010 UTS 19 Jumat, 26/3 2010 Indische Kerk (KD 6) 11 Jumat, 2 /4 2010 Wafat Nabi Isa 10 Jumat, 9/4 2010 Lanjutan Indische Kerk 11 Jumat, 16/4 2010 Lanjutan Indische Kerk 12 Jumat, 23/4 2010 Zending Protestan (KD 7) 13 Jumat, 30/4 2010 Sejarah Gereja Indonesia Sejak 1930 (KD 8) 14 Januari, 7/5 2010 Lanjutan 15 Jumat, 14/5 2010 Perkembangan Gereja di Indonesia 16 Jumat, 21/5 2010 UAS Daftar Pustaka 1. Th. Van den End. Ragi Carita, Jilid 1 Jakarta : BPK 2. Th. Van den End. Ragi Carita Jilid 2 Jakarta : BPK 3. Jan Aritonang. Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta : BPK 4. M.A. Ihromi dan Wismoady Wahono (penyusun). Theodoran – Pemberian Allah , Kumpulan Karangan dalam rangka menghormati usia 75 tahun Prof. D. Dr. Theodor Mueller-Krueger. Jakarta : BPK 5. I.H. Enklaar. Pembaptisan Massal dan Pemisahan Sakramen. Jakarta : BPK, 2003 6. Zakaria J. Ngelow. Kekristenan dan Nasionalisme: Perjumpaan Umat Kristen Protestan dengan Pergerakan Nasional Indonesia 1900 -1950. Jakarta : BPK, 1996 7. Nicky J. Sumual. Pantekosta Indonesia Suatu Sejarah

Kamis, 24 Desember 2015

Pengalihan isi Blog

KLIK DISNIPara pengunjung blog silakan mengikuti di sini: KLIK DISNI